Monday, July 21, 2008

Tentang Anak

Jika ada yang bertanya masa depan bangsa ada pada siapa? ehmm....jawabannya pasti bukan pada pemimpin bangsa ini. Bukan pula pada para wakil rakyat. Jawabannya masa depan bangsa ini terletak pda anak-anak. Ya, di pundak merekalah terdapat masa depan bangsa. Pertanyaan selanjutnya apa iya hak anak-anak selama ini sudah terpenuhi? barangkali iya untuk anak-anak yang berkecukupan. Lantas bagaimana dengan anak yang masih kekurangan.
Miris rasa hati ini melihat anak yang belum cukup umur harus berkawan matahari di perempatan jalan meminta. Kadang dengan alat musik alakadarnya. Tanggungjawab siapa anak-anak ini, jika di tangan merekalah bangsa ini kelak. Mengintip sedikit tema hari anak tahun ini “Saya Anak Indonesia Sejati, Mandiri dan Kreatif” . Saya cukup tergelitik dengan tema itu. Apakah anak-anak di Indonesia yang berkeliran dijalanan adalah satu bukti bahwa anak Indonesia mandiri dan kreatif. Dua kata ini kiranya perlu dimakna lebih dalam lagi.
Persoalan yang dihadapi anak Indonesia kian pelik. Lihat saja berapa juta anak Indonesia yang belum mendapat pendidikan layak. Bukan itu saja Komnas Anak mencatat lebih dari 20.000 anak mendapat kekerasan psikis dan sosial. Sementara itu tak kurang dari 90.000 anak menjadi korban trafficking. Tak sedikit pula yang dinyatakan HIV positif. Sebuah angka yang cukup fantastis untuk negara seperti Indoensia. belum lagi jumlah anak yang terjerat narkoba. Lantas siapa yang patut disalahkan?
Hurlock mengategorikan usia anak antara 0-12 tahun. Masa itu adalah masa rentan bagi anak. Sebab pada rentang usia tersebut karakter seseorang mulai terbentuk. Ibaratnya pada usia tersebut karakter dan kepribadian seseorang mulai terbentuk. Tak urung pemerintah ikut ambil bagin dalam hal ini. Ya, pemerintah kebagian jatah menggodok sistem pendidikan dan perlindungan terhadap hak mereka. Sementara orangtua bertugas untuk membentuk kepribadian mereka, tanpa menjadikan anak sebagai miniatur orang dewasa.
Tak jaminan anak yang berkecukupan bebas dari kekerasan. Mereka juga berpotensi mengalami kekerasan secara psikis. Lihat saja anak-anak yang jadi ambisi orangtua, tak selamanya mereka bisa menikmati apa yang mereka jalani. Anak-anak super dengan waktu 22 Jam harus beraktivitas di luar rumah. Porsi mereka untuk diri sendiri dan sebayanya hanya sedikit. mereka harus rela megikuti keinginan kedua orangtua. Tapi apa pernah orangtua sedikit mau megikuti keinginan anak?
Seorang anak, dia pemain musik, usianya masih belia 11 tahun. Prestasinya cukup gemilang. rekor MURI disabetnya dengan gelar pemain termuda yang mampu memainkan empat alat musik. Selain bakat dorongan keras dan 'perhatian' ekstra dari sang Mama membuat karakter lain dari dirinya. Anak perempuan itu terlihat dewasa sebelum waktunya. Dia cenderung acuh dengan lingkungannya. 24 jam sehari serasa kurang bagi dia. Tak heran sepulang sekolah entetan jadwal mulai dari les pelajaran sampai alat musik rutin djalaninya. Lepas pukul 21.00 dia baru beranjak membuka buku pelajaran atau sekadar mengerjakan pekerjaan rumah dari guru di sekolah.
Dia kehilangan waktu untuk bermain dan bersosialisasi dengan sebayanya. Apakah adil untuk anak seusianya? memang dia tak mengatakan kalau dia ingin berontak. Tapi hati kecilnya pasti ingin menjadi diri sendiri. Bukan miniatur sang Mama. Anak perempuan keturunan ini hanya satu dari sekian anak yang bisa jadi menjadi korban keegoisan orang tua. Saya kira maih banyak anak lain yang menjadi korban keegoisan orangtua.
Lantas anak Indonesia seperti apa yang sejati, mandiri, dan kreatif? tentunya adalah mereka yang berhasil tanpa tekanan atau paksaan dari orangtua. Pastinya pula bukan korban keegoisan orantua.
ehmm....peran pemerintah sekarang adalah meninjau ulang sistem pendidikan di Indonesia, sudah ramahkah terhadap anak-anak? saya berandai, jikaada sekolah di Indonesia seperti sekolahnya Toto Chan.. hehehehhehhehehe di mana murid bebas menentukan kelas mana yang ingin mereka ikuti.
anyway....sekai lagi selamat hari anak nasional!

1 comment:

cafelosophy said...

link gue ya mbak di www.blogger-abonk.blogspot.com