Tuesday, March 3, 2009

Untuk Kawan

Saya ingin sedikit bercerita tentang kawan-kawan saya. Hampir lima tahun kami bersama. Ada canda di antara kami. Tak jarang amarah juga mewarnai hari-hari kami. Ini mereka, sahabat terbaik saya:
Endang Artiati Suhesti
Hai Sobat mungil apa kabarmu? Hesti yang selalu ceria kapan
saja dan di mana saja. Unik bersahabat dengan mantan kepala sekolah Ekspresi ini. Ide gila selalu hadir tatkala kami menyusuri karangmalang bahkan Jogja. Kegilaan kami terakhir adalah berkelilimg Jogja dengan Trans Jogja. Meski usai itu kami langsung melahap sop panas karena perut kembung. Yah, Hesti yang ceria tapi tak banyak cerita tentang dirinya. Seperti bermain puzzle untuk tahu siapa Hesti, sekeping demi sekeping. Malu tak pernah ada ketika bersama Hesti. Terima kasih sayang, aku selalu merindukan saat kita menghabiskan senja di tangga rektorat. Semoga ada waktu kita bisa mengulang kembali masa-masa itu.
Meirly Natianessy
Ingin mode baju terbaru? ajak saja dia. Nessy, mau belanja-belanja?hehe dialah jagonya. Di antara kami dialah yang paling banyak tahu tempat paling tersembunyi sekalipun. Untuk satu kata, barang murah! Saat ini dia sedang memperlancar Bahasa Inggrisnya, di kota kecil belahan timur Pulau Jawa. Banyak2 makan roti Nes, biar selancar bule. Nessy, diskusi antara kita selalu menjadi pelajaran buat aku. Memandang bagaimana seharusnya persekawanan itu diolah. Bagi siapa saja, tak melulu aku dan kamu.
Dhian Hapsari
Hai cantik! bicara soal sastra dan yang mbulet-mbulet dia fasih. Dhian, perselisihan kadang menjadikan dua orang lebih dekat. Justru dari situlah kita bisa tahu satu sama lain. Dhian, baru saja dia rampungkan studinya. Wartwan handal dan tangguh yang pernah ku kenal. Nekat itu prisnsip hidupnya. Selarik kisahmu membuat mengerti bagaimana menghadapi orang nekat!hahaha, thx cantik atas pelajaran hidupnya. Kapan kau traktir aku secangkir kopi lagi di pinggiran gajah wong?
Ike Munandari
Ibu dari Aulia Nisa.Perempuan hebat yang pernah aku kenal. Sabar menghadapi situasi berat sekalipun. Tak pernah hilang dari ingatan ketika kita harus menyiapkan sejuta alasan kala pulang malam. Atau ketika kamu berada dipersimpangan. Ike, kini sudah kau temukan kepingan jiwamu. Bukan dia kan yang pernah membuatmu menangis.Kepingan jiwamu Sahabat kami juga, PribowoWicaksono.
Ya, Pribowo Wicaksono filsuf muda penuh cita-cita. bowieee...meski ucapanmu sarkas tapi membuat orang tahu. Ide-ide gilamu, atau kamus bahasa yang nyaris jebol saking kerapnya kau buka. Masihkah kerbau dan ular jadi sahabatmu. Tak pernah lupa saat kita menyusuri bersama jalanan kampus untuk media. Aku merindukan petikan gitarmu bersama suara Muhammad Safrinal Lubis yang melantunkan cikal.
Safrinal Lubis
Wartawan desk ollahraga Jurnal Nasional. Selalu diam. Sekali berkoar minta ditraktir. Senyum dingin yang dulu kau berikan sontak berubah ketika kamu dimuat di harian ibu kota. Atau ketika kau tiba-tiba mengajak sholat berjamaah. Tak pernah lupa Inal ulah nakalmu membuat cover EXPEDISI atau ketika kamu membuat merah padam pimpinan proyek kita tercinta
Iswara Noor Raditya Akbar
Halo Pimpro, bagian dari sekrup kecil atau besarkah kamu sekarang? saat ini dia memilih jadi penulis lepas sembari merampungkan skripsinya. Tapi dia tetap ada keinginan jadi wartawan. Uhm..rekan kerja paling tangguh. Tak pernah jera berpatner bersama dia meski tahu kejelekan sifat masing-masing. Kangen kembali bekerja bersama dia saat kami harus berselisih ide. Tapi bukannya perbedaan itu indah Iswara?kapan ya Is, kita bisa mengulang masa-masa itu. Ketika kita berputar Jogja untuk mencari percetakan buka di malam hari bersama empat buah disket di tas. Semangat buat skripsinya. Ku tunggu kau di sudut semanggi!
Hajar Nursetyawati
Persinggungan kita di awal 2006 membuat kita lebih dekat. Pelabuhan bercerita ketika hati gulana. Hajar waktu singkat dua tahun kita satu kepengurusan mengesankan kamu adalah perempuan hebat. Hajar yang mudah bereaksi terhadap sesuatu hal. Yah, itu tandanya kamu tanggap Jar pada sekitarmu. Bukan cuek atau nggak nggeh seperti apa yang seing kau katakan padaku. Hajar waktu terus berjalan jam kamu sudah ganti atau masih karet?tak lupa Jar saat kita harus berkejaran dengan sapi-sapi di Piyungan. kangen momen2 seperti itu.
Eka Wahyu Pramita
Halo panjang.apa kabar? sobat kami yang paling peka. Dia jeli melihat perubahan kawan-kawan. Meski hanya satu jerawat muncul di sudut bibir. Eka kapan kita mengulang perjalanan Jogja Surabaya lagi? di atas sancaka banyak cerita yang kita tuturkan. hehehehe atau kapan kita mengulang makan mie instan di kosmu usai kehujanan? memaknai pertemanan itu tak hanya aku dan kamu, tapi juga dia dan mereka. bukan begitu ibu redaktur pelaksana?
Abdulrahman Fauzi
Kiai gendeng kami. Ya, dia Fauzi. Selalu saja punya banyak cerita dan bualan. Us....kapan kamu insyaf tidak lagi membual.heehe. dia satu-satunya redaktur yang pernah menulis ihwal mistis di EXPEDiSI. Kapan Us kita jalan-jalan naik ambulans. Rasanya sudah bertahun-tahun kau janjikan itu pada kami.
Soenarno
Mas Imut ayah dari Fara. Seorang kawan yang memutuskan menikah muda setelah Bowo. Seorang yang tenang dan tidak ambisius. Tapi tulisan dia setajam pisau. Mas Narno yang setiap sore bersiap berangkat ke TPA bareng Hesti. Mas, sekarang kau antar anakmu ya?hehehhehe
David Adinata
Awalnya dia satu kongsi dengan Inal. Tapi di tengah perjalanan dia memilih jalan hidupnya sendiri. David yang mahir layout dan produksi. David kapan kau traktir aku lagi semangkok mie ayam di felix?bersama segelas es degan juga boleh.
* di manapun kalian selamat berproses.Perjalanan kita dulu adalah bagian dari jalanku saat ini. Terimakasih semua. Suatu hari kita akan berkumpul lagi bersama di atas rumput beralas tikar lusuh. Segelas teh hangat dn sebungkus nasi kucing boleh juga. Suatu saat ya kita ciptakan momen itu atau datang tak terduga. Semoga!

No comments: