Thursday, September 6, 2012

Kangen

Saya kangen. itu kata yang saya tulis kepada seorang kawan melalui pesan singkat. Ya, saya kangen menebak besarnya vonis, kangen duduk lesehan di lantai pengadilan meski kotor dan jorok. Saya kangen menunggu sidang berjam-jam. Saya kangen pulang malam dari pengadilan. 

Saya kangen berburu dakwaan. Saya kangen jadi bandar fotokopi (hehehehe), saya kangen menyambangi kantin pojok sekadar membeli donat atau memesan kopi. 

Saya kangen, mendengar keluh kesah jaksa terhadap atasannya. Ingat Bu Jaksa yang bercerita tentang anaknya yang ingin menelpon Presiden. 

Ingat mbok jamu yang setiap jam 4 sore berkeliling menawarkan jamu dan kopi. Ingat teriakan petugas pengadilan memanggil urutan sidang. Ingat berdesakan di lorong depan tahanan, sekadar menunggu Gayus bicara. Ingat senyuman Pak Susno. 

Ingat bunyi tembakan di tengah canda kami di tukang fotokopi. Ingat hal gila, meminta foto bersama 'primadona' Gayus Tambunan.  Ingat berebut colokan di bawah tangga pengadilan, sampai mengajukan protes ke hakim cantik Artha Theresia karena ada larangan. 

Ingat seorang kawan yang mendapatkan angle bagus, padahal sebelumnya dia tertidur. Ingat mencari tebengan untuk bergeser tempat. Ingat harus berdesakan masuk pengadilan bersama pendukung eyang Baasyir. Ingat berebut tempast, memanjat kursi hanya untuk melihat wajah Rhani Juliani. 

Ingat suara Artha Theresia yang terbata-bata menahan tangis ketika menjatuhkan vonis kepada Sri Suamrtini. Ingat Kompol Arafat yang mengkonfirmasi permohonan pertemanan seorang kawan. Ya, semua membuat saya kangen. 


No comments: