Tidak terasa setahun sudah saya melipir dari Ibukota. Enggak
lagi grasak grusuk liputan ke sana ke mari. Enggak lagi puyeng tiap Minggu
malam sampai Senin pagi mikir,”Ada usulan apa ya minggu ini”. Sudah setahun saya enggak lagi cari-cari
agenda,”Si Bapak ini ada di mana hari ini, saya mau doorstop,”. Atau menjelang dateline di hari Kamis malam atau Jumat
siang, buru-buru mencari narasumber alternatif. Menyelesaikan naskah yang hanya
satu halaman, agar Jumat pagi sudah bisa dilayout.
Rutinitas yang begitu dinamis seolah tanpa jeda. Pernah suatu
masa, setiap bangun pagi saya selalu mencari handphone, bukan hanya untuk melihat waktu, tetapi untuk mengecek
sms atau email, ada agenda apa saja hari ini. Kemana saja harus melangkah hari
ini. Hidup saya begitu dinamis, bergerak cepat, berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Seolah tak pernah ada jeda
untuk sekadar membaca atau menulis untuk diri sendiri.
Tapi saya suka dan menikmati hidup saya ketika itu. Pulang
bekerja, ajakan kawan untuk sekadar menyesap kopi atau cokelat panas jarang
saya tolak. Tertawa bersama, menertawakan kelakuan kami, narasumber, atau apa
sajalah yang bisa membuat kami tertawa.
Bisa dipastikan sampai di kos saya sudah dalam kondisi kenyang, capek,
dan tentu saja mengantuk. Pulang larut tak jadi soal, asal saya bisa happy dan
melepas penat. Entah setelah itu pasti mikir lagi, wah ada pekerjaan yang belum
selesai. Hehehehe.
Sebetulnya ini bukan kali pertama saya bilang,”Aku kangen
liputan!” sudah sering. Bahkan sering juga kebawa mimpi hehehe. Nah, dua hari
lalu kebetulan saya sedang online di facebook, setelah sekian lama vakum.
Seorang kawan lama menyapa saya, dia mengabarkan kalau dia bekerja lagi di
media. Kawan saya ini wartawan handal koran nasional, kemudian sempat bekerja
sebagai PR dan sekarang kembali menjadi wartawan.
Yaa.. kami kembali nostalgia, dia bercerita meski posisinya
sebagai editor dia harus kembali mengenali lapangan. Itu pasti, karena kondisi
sekarang dan dulu dua atau tiga tahun lalu pasti berbeda. Kami juga berbincang
tentnag pos liputan dulu, satu orang pegang tiga pos liputan. Dua sih deket,
tetanggaan (Mabes-Kejaksaan Agung), tetapi satu lagi Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan. Lumayan menyita waktu kalau harus bergeser dari Kejaksaan/Mabes ke PN
Jaksel, apalagi kalau enggak ada tebengan hehehehe.
Memang kami berbincang sudah malam, karena mata sudah
ketip-ketip dan saya sudah mulai kliyengan, saya tutup FB dan saya tidur. Nah...
kebawa mimpiii . Dalam perbincangan kami itu teman saya bercerita, kalau dia
kebobolan tiga berita, saya lupa apa saja tetapi yang saya ingat ada pemusnahan
barang bukti BNN. Malamnya saya mimpi ada penyitaan barang bukti oleh KPK.
Ceritanya gini, saya dan beberapa teman yang dulu sering bersama sedang asyik
ngopi-ngopi sambil becandaan. Tiba-tiba melintas di depan kami motor-motor
besar dan mobil mewah, nah yang bawa motor itu memakai rompi KPK. Seorang teman
berteriak,” Wah penyitaan, telpon Johan,” tanpa menunggu instruksi kedua,
segeralah si Jubir yang baik hati itu ditelpon. Dan setelah itu kami asyik
dengan ketikan berita masing-masing. Setelah itu saya bangun.. hikss
Kangen saya juga dipicu oleh status teman-teman ketika 17
Agustus kemarin. Wkwkw banyak yang nostalgia, lalu update foto-foto lama.
Secara otomatis foto-foto lain bisa dilihat. Hehehe. Bikin kangen kalau gitu
ceritanya.
Hidup saya kemarin,
tujuh tahun terakhir itu memang begitu dinamis. Pernah bete? Ya pasti
pernahlah...pernah ngeluh? So pasti..pernah bosen? Hhmm sering. Tapi saya
percaya, hidup pasti berganti dan punya cerita masing-masing. Bukan perkara
mudah bagi saya untuk melepas rutinitas
selama tujuh tahun terakhir. Tetapi saya menikmati setiap lembaran hidup yang
saya jalani.
No comments:
Post a Comment